Reformasi Struktural Masih Tertinggal

Indonesia dinilai masih tertinggal dalam reformasi struktural sehingga kemampuan untuk bangkit dari guncangan ekonomi belum secepat dan sebaik beberapa Negara lain semisal Korea Selatan. Indonesia sebenarnya sudah dalam jalur yang benar namun kondisi tersebut hanya terjadi pada stabilitas makro, Indonesia belum berada dalam jalur yang benar dalam reformasi struktural. Kapasitas suatu Negara untuk bangkit dari suatu guncangan ekonomi dengan cepat berperan besar dalam mengejar status Negara berpendapatan tinggi. Sejumlah Negara yang mampu keluar dari jebakan kelas menengah (middle income trap) menunjukkan mereka selalu berhasil mengatasi guncangan ekonomi di Negaranya dengan cepat. Contoh terbaik dari Negara yang mampu mengatasi guncangan ekonomi adalah Korea Selatan, sepanjang kurun waktu 1961-2012 Korea Selatan  mengalami tiga kali guncangan ekonomi yakni pada tahun 1979, 1998 dan 2009 namun mereka cepat bangkit untuk mencapai pertumbuhan tinggi. Banyak Negara yang berjuang untuk naik ke kelas lebih tinggi namun kurang memiliki kapasitas untuk mengelola guncangan, akibatnya pertumbuhan mereka sangat pesat tetapi kemudian anjlok.

Indonesia setidaknya mengalami dua kali guncangan ekonomi besar yakni pada tahun 1998 serta 2008 dan Indonesia membutuhkan waktu delapan tahun untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi pada level yang sama sebelum terkena krisis. Bandingkan dengan Korea Selatan yang hanya butuh waktu satu tahun setelah mengalami hal yang sama pada 1998. Dalam mengejar ketertinggalan reformasi strukural banyak hal yang harus dilakukan Indonesia seperti meningkatkan produkivitas tenaga kerja, infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, perlindungan sosial, serta standar hidup. Kapasitas mengatasi guncangan ekonomi semakin dibutuhkan mengingat itu bakal kerap terjadi pada waktu mendatang baik yang datang dari pasar keuangan, pasar komoditas, pasar pangan ataupun bencana. Dengan lalu lintas global yang makin lancar, guncangan ekonomi dari satu Negara juga akan berdampak dengan cepat ke Negara lain.

Indonesia harus keluar dari stabilization trap terlebih dahulu sebelum keluar dari jebakan Negara berpendapatan menengah. Stabilitas Indonesia saat ini hanya terfokus dalam makro ekonomi. Indonesia harus keluar dari stabilization trap karena stabilitas seharusnya tidak menjadi tujuan akhir dari makro ekonomi, makro ekonomi tidak hanya terkait inflasi namun pengangguran dan distribusi pendapatan juga harus menjadi fokus utama. Indonesia saat ini telah dan terus melakukan reformasi struktural namun hasilnya tidak bisa dilihat dalam satu atau dua tahun. Ke depannya Indonesia harus mempersempit reformasi struktural yaitu mengatasi permasalahan infrastruktur dan memperkuat ketahanan pangan dan energi.

Sumber : Harian Seputar Indonesia

Leave a comment